Friday, August 30, 2019

Upacara Adat Cing-Cing Goling, Kisah Pelarian Kerabat Majapahit

photo by: radarjogja
"Cing-cing Goling", berasal dari menyingsingkan atau dalam bahasa Jawa "Cincing", dan "Goling" merupakan arti dari goyah iman karena dampak dari "cincing".
  
     Upacara adat cing-cing goling merupakan sebuah acara adat yang telah dilaksanakan sejak abad ke-15, di desa Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul. Upacara Cing-cing Goling ini dilakukan setiap tahunnya pada bulan Agustus. Dalam pelaksanaan upacara adat ini, dilakukan siang hari setelah Dhuhur, dengan diawali pasukan Bergada dari desa Gedangrejo. Pelaksaan upacara adat Cing-cing Goling juga sebagai perwujudan rasa syukur dan media shodaqoh masyarakat Gedangrejo kepada masyarakat yang menyaksikan acara ini. Masyarakat Gedangrejo membuat ingkung dan umborampenya yang nantinya dimakan bersama-sama. Ada juga sesaji "panjang ilang" yang berisi hasil bumi yang juga diperebutkan oleh penonton Upacara Cing-cing Goling.
     Cing-cing Goling menceritakan tentang pelarian kerabat Majapahit yakni Raden Wisang Sanjaya beserta istri, Tropoyo dan Yudhopati. Dalam pelariannya, istri dari Raden Wisang Sanjaya dikejar-kejar oleh sekelompok brandalan. Karena menggunakan "Jarit" dan susah untuk berlari, akhirnya istri Wisang Sanjaya menyingsingkan jaritnya, atau dalam bahasa Jawa disebut "Cincing". Betis dari istri Raden Wisang Sanjaya yang terlihat kemudian menyebabkan sekelompok brandalan menjadi goyah imannya yang dalam bahasa Jawa disebut "Goling". Dari cerita iniah kemudian menjadi "Cincing Goling" atau yang sekarang disebut "Cing-cing Goling".
     Pada akhirnya, Raden Wisang Sanjaya dapat menyelamatkan istrinya dari sekelompok berandalan yang menginginkannya. Dalam pelariannya, kemudian Raden Wisang Sanjaya, istri, Tropoyo dan juga Yudhopati sampai di desa Gedangrejo Karangmojo. Di Gedangrejo, kedatangan Raden Wisang Sanjaya disambut dengan baik, dan diperhatikan oleh masyarakat Gedangrejo. Raden Wisang Sanjaya diberikan tempat tinggal dan  juga kebutuhan hidup.
Photo by : harygraphy on IG: @gkstory.official
     Sebagai rasa terima kasih kepada masyarakat Gedangrejo, kemudian Raden Wisang Sanjaya membuat sebuah bendungan agar dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah. Dulunya, pengairan sawah di desa Gedangrejo sendiri hanya memanfaatkan air hujan, sehingga hasil panen kurang maksimal. Bendungan yang dibuat oleh Raden Wisang Sanjaya ini dinamakan Bendungan Kedhung Dawang. Dengan adanya bendungan Kedhung Dawang, hasil panen menjadi lebih banyak. Biasanya dalam setahun hanya bisa 2 kali panen, semenjak adanya bendungan Kedhung Dawang bisa menjadi 3 kali panen. 
bendungan Kedhung Dhawang
    Bendungan Kedhung Dawang sampai saat ini masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Gedangrejo untuk mengairi sawah bahkan di musim kemarau. Untuk kembali mengenang jasa Raden Wisang Sanjaya, semenjak abad 15, masyarakat Gedangrejo kemudian membuat sebuah upacara adat yang menggambarkan kisah pelarian istri Raden Wisang Sanjaya yang dikejar oleh berandalan, yang kemudian disebut dengan "Upacara Adat Cing-cing Goling". Para pemeran upacara adat berlari-lari bahkan menginjak area perkebunan dan sawah milik masyarakat. Meskipun tanamannya diinjak-injak, pemilik lahan tidak marah, karena tanaman yang terinjak oleh pemeran Cing-cing Goling tidak akan mati, namun akan tambah subur. Untuk menjaga martabat wanita, dalam Upacara adat Cing-cing Goling, pemeran istri Raden Wisang Sanjaya diperankan oleh laki-laki.
     Di akhir upacara, masyarakat yang menyaksikan upacara Cing-cing Goling kemudian ngalap berkah dengan makan bersama kenduri atau berkat shodaqoh dari masyarakat Gedangrejo. Uniknya, dalam masakan yang disajikan dalam Upacara Adat Cing-Cing Goling, tidak boleh ada masakan 'Tempe' dalam bentuk apapun. Alasannya? akan kita bahas di artikel selanjutnya. 

     Upacara adat Cing-cing Goling sebagai warisan budaya di Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul, DIY harus terus dilestarikan. Setidaknya, sebagai generasi muda harus tau tentang budaya di daerah masing-masing, dan semoga suatu saat nanti dapat membantu "nguri-uri" budaya yang sudah dilestarikan oleh nenek moyang sejak ratusan tahun silam. Tidak ada yang salah dalam upacara adat, dalam upacara adat tidak ada menyembah jin atau sebagainya. Sesaji yang ada diwujudkan sebagai sedekah agar keseimbangan kehidupan tetap berlangsung. Upacara adat mengajarkan sedekah, dan tetap menyukuri nikmat pemberian Tuhan dengan berbagi kepada sesama. 
Jangan kemudian memberi label syirik pada budaya yang sudah dijaga sejak lama. Jika tidak dapat berkontribusi, setidaknya jangan membuat luntur budaya kami.


Thursday, August 8, 2019

Tak Perlu Basa Basi untuk Nongkrong di Kafe Basabasi

Terlalu banyak basa basi sampai dia jadi milik orang itu sudah biasa terjadi. Pergi ke Kafe Basabasi untuk menepi, menyepi, sendiri dan meratapi tanpa perlu basa basi. *Karepmu mbakmin

Di daerah Sorowajan sendiri, banyak warung kopi berjejer sepanjang jalan, dan salah satu yang 'eyescatching' adalah Kafe Basabasi yang selalu ramai dengan lahan parkir yang bisa dipake untuk futsal.
Baca juga: kopi Kali Petung

Kenapa Kafe Basabasi?
Diantara kafe yang ada di Jogja pada umumnya, Kafe Basabasi dapat dipertimbangkan untuk jadi tongkrongan rutin, karena

1. Kafe Basabasi Menyediakan Wifi Gratis
Kafe Basabasi menyediakan wifi gratis, akan tetapi harus tetap login. Akses hati dia butuh permisi, apalagi login Wifi kan. Akan tetapi, ada maksimal penggunaan data apabila menggunakan wifi gratis. Apabila ingin akses yang lebih cepat, pengunjung kafe ini dapat membeli voucher internet dengan limit jam, dan harganya juga termasuk terjangkau. Mantab jaya.

2. Buka Pagi Tutup Pagi (bukan 24 Jam)
Bagi kalian mahasiswa yang takut pulang ke kosan karena belum bayar bulanan kos, bisa memanfaatkan Kafe Basabasi untuk tempat berteduh sementara, jangan setiap hari juga. Lumayab kan, Kafe Basabasi buka dari jam 8 pagi sampai jam 4 pagi. Biasanya banyak anak organisasi yang berkumpul di kafe ini untuk sekadar berdiskusi, maupun sekadar nongkrong hingga lewat tengah malam, bahkan sampai kafe tutup..

3. Harga yang Terjangkau
Sangat terjangkau malah untuk ukuran kafe, ada beragam minuman, snack, dan menu makanan. 
Harga minuman berkisar 3 Ribu-15 Ribu, diantaranya :
Kopi Susu, Susu Kopi, Kopi Tanggung 5-8rb
Es Kopi Susu                                           8rb
Aneka Jus                                              10rb
Susu                                                       6-10rb
Selain itu, masih banyak menu minuman lainnya, admin lupa foto menunya saking banyaknya, yang pasti sangat terjangkau. Kepepetnya akhir bulan butuh wifi gratis, modal es teh 3rb bisa nongkrong di Kafe Basabasi.
Untuk makanan ringan, dan makanan berat juga tersedia. 
Harga cemilan sekitar 7-12rb, tergantung cemilannya. Terdapat tahu cocol, mendoan, jamur skripsi, pisang, roti bakar dengan berbagai macam topping.
Makanan seperti Indomie juga murah bingit, tanpa telor 7rb dan dengan telor 9rb. Ada juga menue 'Mie-Ga' alias Indomie-Ganda yang porsinya lebih besar, tapi bayarnya lebih hemat. Anak kos banget. Nasi telor dan beragam nenasian mulai 6rb, tergantung lauk. Nasi goreng mulai 11rb dan enak rasanya. 

4. Mushola Nyaman
Beberapa tempat nongkrong menyediakan tempat sholat yang kadang seadanya. Akan tetapi, Kafe Basabasi ini cukup memprioritaskan tempat ibadah yang bersih dan nyaman dibanding kafe lainnya. Basabasi juga termasuk kafe yang religius, ada rutinan maulid burdah tiap rabu malam. Jadi bagi kalian yang sangat butuh siraman rohani dan ketenangan hati agar jin-jin di dalam diri lari, nongkronglah di Basabasi Sorowajan tiap Rabu malam. Maulid burdah ini tidak mewajibkan pengunjung kafe untuk mengikutinya, tapi bagi Anda-anda yang ingin turut serta, dipersilahkan dengan senang hati. Sudah ngopi, ada wifi, dapat siraman rohani, paket komplit kan.

5. Tempat Luas
Basabasi di Sorowajan dan Nologate tempatnya lumayan nyaman karena menyediakan tempat yang luas. Sehingga pengunjung tidak perlu takut kehabisan kursi. Ada kursi, ada lesehan, mau 'glundungan' di parkiran juga boleh saking luasnya. 

6. Terdapat Book Corner
Nikmat kafe mana lagi yang kau dustakan. "kalo tidak salah" Kafe Basabasi satu company dengan Penerbit Diva dan Basabasi. Disini pergi ngopi sendiri bukan masalah. Selain pesan kopi, untuk menemani kesendirian Kafe Basabasi menyediakan book corner, yang bukunya boleh dipegang, dipinjam, tapi jangan dibawa pulang. Atau bisa jadi buku referensi skripsimu ada di Basabasi? atau jodohmu? rejekimu? atau bahkan takdirmu? 




Kafe Basabasi memiliki 4 cabang yang Insyaallah buka setiap harinya. 
1. Kafe Basabasi Sorowajan
Jl. Sorowajan Baru, Tegal Tanda, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55198

2. Kafe Basabasi Nologaten
Jatempanol, Nologaten, Caturtunggal, Depok Sub-District, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55765

3. Kafe Basabasi Kragilan (UAD Terpadu)
Jl. Ki Ageng Pemanahan, Kragilan, Tamanan, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55675

4. Kafe Angkringan Basabasi
Jl. Karanglo, Jl. Purbayan, Plumbon, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55198


Kunjungi dan tahu rasa kopinya.