Wednesday, June 26, 2019

MALAM MINGGU KAKU DI GUNUNG PRAU, MEMPERSIAPKAN SKINCARE JUGA PERLU

BacaJuga : Review Pengiriman via JNE
     Sudah menjadi kebiasaan malam minggu semehdi di rumah atau di kosan sendiri, dan dibully. Malam minggu kali ini, mencoba malam mingguan dengan cara baru, yakni dengan mendaki gunung yang agak beneran. Ini pertama kali mendaki gunung di ketinggian lebih dari 2.000 Mdpl. Sebelumnya juga pernah mendaki, di Gunungkidul, Gunung Langgeran, Gunung Turgo, dan Puncak Suroloyo . . . . bukan gunung, bukit kali mbak . . .

     Untuk pertama kalinya, admin mendaki Gunung Prau pada Sabtu-Mingu, 22-23 Juni 2019, pada saat musim kemarau yang sangat dingin di pulau Jawa, tapi tetep sikap dia lebih dingin. Pertama kali mendaki, di keramaian, tetap kedinginan, karena menurut akun instagram @prau2590mdpl pada waktu tersebut suhu Dieng mencapai -5 derajat Celcius. Suhu Gunung Prau waktu tersebut tidak dapat admin pantau karena tidak ada signal, tapi kurang lebih ya tetep tidak tahu. Untungnya, admin sudah membawa peralatan dan perlengkapan komplit mendaki agar tidak kedinginan, tapi tetap saja, badan kaku-kaku.


     Karena tidak ingin ada berita "Lebih mengutamakan membawa skincare dibanding perlengkapan mendaki, seorang pendaki ditemukan hipotermia dalam keadaan glowing", admin lupa tidak bawa seperangkat peng-glowing wajah duniawi. Yang di dapat dari hasil pendakian ini, lelah iya, muka kusam, kering, bersisik, hitam dan iritasi. Tapi seneng banget pastinya. Inilah pentingnya membawa pelembab, handbody, pembersih wajah wa akhowatuha. Karena udara puncak Prau dingin, kering dan matahari bersinar terang di siang hari tetap membuat kulit terbakar.

     Awalnya gimana bisa mendaki di musim kemarau yang dingin ini? ya, awalnya coba-coba, lama-lama ketagihan . . . gak gitu juga. Karena gabut dan butuh pelarian, akhirnya memutuskan nekat mendaki padahal admin lemah, tanpa dia. Lumayan kan libur kantor 2 hari, berangkat Dhuhur dari Jogja, sampai basecamp Patak Banteng jam 5, lanjut naik dari jam 17.30 WIB, sampai puncak pukul 21.00 WIB. Kog lama? iya admin bisa jelasin, jiwa-jiwa yang lemah seperti admin ini butuh kepastian disetiap tanjakan. Meresapi setiap perjalanan, membayangkan betapa indahnya mendaki bersandingan, tapi semua itu hanya angan. Bayangnya semu, hanya ada ragu dan rindu yang tak saling berpadu. Akhirnya, ditemukan seorang pendaki pemula halu, yang setiap sepuluh langkah sekali duduk terpaku. Ini sesi inti tulisan pada artikel kali ini, sesi curhat. 


     Terus? terus? terus? banting kiri mbak, pol!siip. Sampai puncak sudah penuh tenda, mencari tanah bidang sembari mencium harum-harum Indomie goreng rendang, ayam geprek, iga penyet, cakalang, ikan asin, ikan wader, teri dan varian Indomie lainnya dari tenda-tenda pendaki lain. Setelah ketemu, bangun rumah tangga, dan hidup bahagia selamanya. Ya, pahamkan, bangun tenda. Yang lain ngopi, admin kerubutan sendiri, niat tidur, tapi malah melek semalaman karena kedinginan, sampai subuh. 

     Seperti adat pada umumnya, keluar tenda lihat tenda pendaki lain yang sudah kayak camp pasar malam saking ramainya. Ada bianglala, ombak banyu, kora-kora, penjual martabak, kerak telor, sate kere ada juga, dibatin aja tapi ya. Mungkin karena malam minggu. Lanjut memantau sunrise, foto-foto, masak, bikin teh, sarapan. Ngobrol dengan penghuni tenda yang lain, berbagi sarapan, berbagi cerita tapi tidak berbagi hati, karena gak ada peralatan medis kayak ruangan operasi. Turun jam 11.00 WIB, nah ini yang salah. Matahari bersinar terang, suhu dingin, udara kering, berdebu, sunblock kagak bawa, akhir kata, wassalam pada perawatan selama ini. Nyampe bawah, makan, kagak mandi, pulang. Ditanya pengen muncak lagi? jelas pengen, tapi takut, takut kedingingan. Sikap dia sudah dingin, jangan ditambah lagi.

     Mesti banget dipersiapkan sebelum muncak, yakni jiwa raga yang sehat dan kuat, peralatan yang lengkap, bekal yang memadai. Jangan lupa bawa harga diri, dan obat-obatan pribadi. Skincare jangan lupa, minimal vaselin petroleum jelly dan hand&body. Bawa gebetan sepertinya tidak terlalu diperlukan, apalagi kagak peka, wis, jangan. Yang penting bawa teman yang sabar dan perhatian. Tapi, jangan makan teman. 

      Jangan lupa jaga kebersihan, bawa kembali sampah kalian. Ikuti aturan dari basecamp. Kita bukan apa-apa tanpa alam. Jaga dia tetap lestari, layaknya Tuhan mengasihi kita tanpa tapi. 

     See ya on top. Walaupun hanya sebatas teman, tetaplah perhatian, jangan sampai kalah sama mantan. 

Friday, June 14, 2019

PESONA SENJA PUNCAK SOSOK


Baca juga: Wajah Baru Kokambar (Kopi Kampung Ambarukmo)

"Mendaki gunung, lewati lembah . . . " nyebur sungai sampai ke samuderanya jangan. Melalui perjalanan

mendaki gunung, sampai puncaknya kita akan mendapatkan pemandangan yang indah, termasuk menaiki puncak sosok. Puncak sosok merupakan salah satu destinasi wisata para pencari sunset di Bawuran, Bantul yang dapat dikategorikan sebagai tempat yang baru.  Sekitar 9 km dari Janti atau blok-O, alamatnya bisa dicari di google maps, InsyaAllah valid hingga 90% asal ada kuota. Keberadaan destinasi Puncak Sosok mulai dikelola pada tahun 2017 dan baru mulai ramai beberapa waktu terakhir. Faktor "U-sia" menjadi salah satu sebab Puncak Sosok "muda" belum banyak pengunjung, karena pada awal dibuka akses jalan menuju Puncak Sosok 'kecil' masih dalam perbaikan. Awalnya, jalan menuju Puncak Sosok hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua, kemudian dengan adanya perbaikan jalan sekarang Puncak Sosok dapat diakses menggunakan kendaraan roda empat.
Tidak ada biaya retribusi masuk Puncak Sosok, cukup membayar parkir 5k untuk roda dua. (Pas musim liburan, atau suka-suka pengelola)

KEISTIMEWAAN PUNCAK SOSOK


Seperti tempat ngesunset pada umumnya, Puncak Sosok menawarkan ketinggian, bukan tinggi hati maupun darah tinggi, melainkan tempat yang tinggi karena memang berada di puncak bukit. Pada waktu sore pengunjung dapat menyaksikan matahari terbenam hari mulai malam, dan malamnya akan dapat menyaksikan pemandangan seperti di bukit bintang. "Njuk istimewanya apa mbak?".  Keistimewaan Puncak Sosok, karena di tempat ini pengunjung dapat melihat puluhan sapi secara liar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Kapan lagi bisa lihat sapi dalam jumlah banyak kan? Tapi tenang, bau sampah tidak akan tercium dari Puncak Sosok. Skip
Keistimewaan Puncak Sosok ada pada lokasinya yang berada di puncak bukit, dengan konsep lahan yang menurun seperti tribun dengan layar dan panggung kecil di depan. Beberapa warung unik juga menjadi ciri khas tersendiri dari Puncak Sosok. Pada waktu tertentu, pengelola menampilkan live music yang lagunya enak untuk dimakan. Dan cemilan yang enak untuk didengar. *Kebalik min. Beberapa spot foto juga tersedia, namun diharap untuk tidak berfoto terlalu romantis, untuk menjaga perasaan para jomblo yang meramaikan Puncak Sosok. Pesan layanan masyarakat ini disponsori dan disampaikan oleh pengunjung yg lain------

HARGA MENU MAKANAN DAN MINUMAN


Prinsip bawa bekal di tempat wisata agar irit tidak berlaku di Puncak Sosok. Harga jajanan dan minuman terbilang cukup murah, tidak sebanding dengan perjuangan bakulnya membawa makanan tersebut sampai Puncak Sosok, terharu. Beberapa menu yang ditawarkan :
Indomie Biasa             5k
Indomie Komplit        8k
Pop mie.                      7k
Gorengan 1porsi         5k (isi 6 biji)
Sego Wiwit                 2.5k

Sego wiwit ini sendiri menjadi salah satu khas dari Puncak Sosok. Nasi gurih bungkus kecil, dengan lauk kering tempe dan sambel, enak.

Harga minuman standar, 3-5k, tergantung teh, jeruk, atau minuman saschet lainnya. Tersedia juga wedang uwuh dan wedang jahe yang dapat menghangatkan badan dari dinginnya sikap dia.

Tips:
Bagi Anda yang suka bersepeda, Puncak Sosok menjadi tempat yang tepat untuk bersepeda dan sering digunakan untuk event beberapa komunitas sepeda.
Bagi Anda yang mengendarai motor matic, pastikan kondisi motor sehat. Dikhawatirkan, motor kuat sampai atas, tapi bingung pas turun karena rem kurang sehat.
Bagi Anda yang suka berfoto, jangan lupa bawa kamera yang bagus agar hasil foto juga maksimal.
Bagi Anda yang bersama pasangan, harap dijaga baik-baik agar tidak tertinggal.
Bagi Anda yang tidak mendapatkan tempat duduk dan lupa tidak membawa tikar, ada persewaan tikar 5k pertikar-nya

Selamat menikmati liburan murah, sehat dan sempurna di Jogja. Sampai jumpa di pelaminan.