Monday, October 21, 2019

Angkringan Ramingkem, Mangap Terus Jogging di Embung Tambakboyo

     Jogging merupakan salah satu mengisi waktu luang yang sehat, dan tanpa boros. Beberapa orang suka jongging di JEC maupun GSP-UGM. Tapi jogging di dua tempat tersebut tetap saja penat tidak banyak berkurang karena sama saja melihat gedung lagi, gedung lagi. Admin suka jogging di tempat yang bernuansa alam, jauh dari gedung tinggi, jauh dari asap kemebul, dimana lagi tempatnya, yaps, di embung Tambakboyo. Sebuah embung yang menggunakan nama Boyo tapi sejatinya tidak ada boyo ngambang di embung ini. Tambakboyo merupakan salah satu tempat perjoggingan favorit di Jogja karena ada airnya, ada ikannya, dan ada anjing yang lucu-lucunya. Bonusnya ada mas-mas bening-bening, dan bisa ngrecokin bapak-bapak yang lagi mancing juga. Di sore hari banyak jajan yang dapat dibeli untuk nyambi ngemil (yang membuat jogging menjadi sia-sia). Jika anda punya keinginan, dan juga punya uang, di Tambakboyo juga memiliki spot untuk kelas berkuda. Hanya saja, banyak sampah yang mengganggu ikan-ikan yang berenang kesana kemari dan tertawa. Sampah-sampah yang mengambang seperti status kita. Mengambang, tidak dapat diurai, tapi masih tetap ada, menimbulkan endapan, dan luapan emosi. 
     Jogging di Tambakboyo pada pagi hari juga sama asyiknya, udara lebih segar, orang mancing lebih banyak, biaya parkir juga sama, 2000 rupiah. Beberapa warung juga buka, menyediakan gorengan, kopi dan juga nasi kucing. Salah satu warung yang sering admin 'ampiri' adalah angkringan Ramingkem. Sebenarnya, tidak mirip angkringan tapi lebih mirip rumah makan. Mungkin karena memiliki gerobak angkringan, sehingga menobatkan dirinya sebagai angkringan. 

     Seperti gerobak angkringan pada umumnya, terdapat sego kucing, gorengan, sesatean ala angkringan, baceman, beraneka minuman sachet, tanpa ceret. Tidak adanya ceret di gerobak angkringan Ramingkem mengurangi sekian persen ke-hakikian sebuah angkringan. Tapi, tidak begitu masalah, karena kita tetap dapat pesan wedang. Makanan ambil sendiri, bayar pas selesai makan. Pesan minum saja juga bisa, sembari menikmati pemandangan embung Tambakboyo dan melihat indahnya pemandangan abang-abang tampan berkeringat. Jangan khawatir diusir di angkringan Ramingkem karena kelamaan nongkrong, karena angkringan ini memiliki sebuah moto "Gratis Nggambleh sa' blengere", sehingga kita diijinkan untuk nongkrong selama apapun disini. Harganya sedikit lebih mahal, tetapi juga termasuk terjangkau untuk bangsa mahasiswa. 







     Selain beberapa menu yang tertera, angkringan Ramingkem juga memiliki menu khas yakni nasi goreng dan Tongteng (Tongseng+tengkleng) ayam kampung. Angkringan Ramingken terkonsep seperti warung makan, luas, bersih, dapat digunakan untuk nggambleh, dan diskusi. Selain tempatnya yang adem karena di bawah pepohonan, terdapat mushola dan kamar mandi yang bersih. Bangunan aksen bambu yang sangat tradisional, dengan beberapa kata-kata mutiara yang menusuk kalbu. Pemilik angkringan ini juga ramah, sehingga kita berasa makan di rumah sendiri, tapi tetap bayar. 

     Embung Tambakboyo secara umum menjadi tempat yang sangat tepat untuk menjaga kesehatan raga, dan jiwa karena pemandangan embung yang dapat menghilangkan penat. Dan beberapa warung yang dapat menghilangkan lapar, salah satunya angkringan Ramingkem. Rumah makan menyamar angkringan yang menjadi media penunjang pengunjung Tambakboyo untuk mangap meng-ghibahkan manusia di lingkungan Anda. Tanpa Anda sadari, jogging yang dilakukan menjadi sia-sia karena lemak yang terbakar dengan cepat tergantikan oleh cemilan yang menarik Anda untuk melahapnya. Bayangkan! Bagi manusia seperti admin ini, jogging di Tambakboyo merupakan sebuah tempat alibi berlari dari problematika duniawi. Karena kenyataannya, 0% Jongging, 40% Mbadog, dan 60% Mbacot. Jogging hanya sebuah status, agar dapat diupdate

   Saya, admin blog ini, mengucapkan, jangan lupa sarapan . . .




No comments:

Post a Comment