Pustakaku

Jalani, Tapi Jangan Sendiri

Copyright Anik Nur Azizah. Powered by Blogger.
  • Beranda
  • Cerita
  • Wisata
  • Warung Kopi
  • Librarian Corner
  • Bucin Time
     Dari berbagai postingan yang pernah ditulis, postingan ini merupakan yang paling tidak bermutu. Karena hanya berisi curahan kebucinan "gue" sebagai penulis. Sebagai manusia patah hati yang cintanya belum kesampaian, diperlukan media yang tepat untuk apresiasi diri atas patah hati yang dialami. Karena memang benar, siapapun presidennya, kadang "We Fall in Love with People We can't Have". Yang salah siapa? tetep pemerintah lagi ujungnya, karena tidak membuat undang-undang rindu, belum ada sop untuk menuntut hak perasaan kepada orang lain. sehingga banyak perasaan-perasaan yang terabaikan. 

     Bu-Cin . . . Budak cinta, kadang juga budak micin. Entah mengapa, makanan ekstra micin level kenikmatannya naik beberapa grade. Urusan micin bikin gubluk urusan belakangan, yang penting bisa nyari cuan buat beli micin. Karena micin adalah jalan hidupku. 

     Beberapa quote bucin yang ditulis dalam postingan ini berasal dari twitter admin, insidental ketika tiba-tiba nemu kata bucin, percakapan dengan anak kos dan kejadian lainnya. Kadang, bikin status bucin bukan karena galau, tapi karena, BAGUS AJA DIBIKIN STATUS, PAHAM GA?! Jika sudah pernah ada sebelumnya, ya mungkin admin sehati dengan orang-orang yang pernah mengutarakannya. Berikut beberapa quote bucin, yang mungkin bisa dijadikan acuan untuk diunkapkan, tapi sebisa mungkin, jangan dilakukan.

"Masalah setiap hari cuman masalah perasaan"

"Jangankan milih jodoh, milih antara es teh dan es jeruk pas makan mie ayam aja aku bingung"

Anak Kos ; Mbak, sepertinya kita perlu menanam sawi di kos
Akuh  : Iya, setelah itu kita menanamkan benih-benih cinta pada dia yang sepertinya mencintai kita

"Listrik Boleh Padam, Cintamu Jangan"

"Aku padamu, bagaikan nogosari raono gedhane"

"Yen uripmu kakean pencitraan, jajal ganti niv_a atau vas_lin_"

"Hujan masih air, aku sudah milik yang lain, tetapi aku masih mencintaimu"

Anak kos; Mbak, kog jarang main, di kosan mulu?
Akuh : Aku sedang meminimalisir menjalin komunikasi dengan manusia-manusia yang berkontribusi dalam permasalahan sakit hati ini

"Terkadang, terlalu "GILA" mengejar cinta seorang manusia, kamu lupa bahwa ada Tuhan, dan banyak manusia lain yang begitu mencintaimu"


*Quote ini bisa sewaktu-waktu bertambah

Demi apa nulis ginian? Demikian, banyak kurang dan lebihnya mohon maaf. Terima kasih



Kantong kering?
Pikiran pecah-pecah?
Belum gajian tapi pengen dolan?
Anda tidak perlu khawatir, karena admin juga merasa demikian. Anda tidak sendiri. Banyak orang merasakan hal yang Anda alami, hanya saja jutaan orang seperti mereka tidak menyadari. Solusinya mudah, dolanlah, bahkan ketika tidak punya uang sama sekali. Hanya saja, harus tetap sadar diri. Carilah tempat dolan yang sekiranya tidak membuat kantong kering, tapi tetap bisa membuat Anda hepi ending. 

     Dimanapun Anda berada, tetaplah bersyukur dengan tempat tinggal Anda. Tinggal di kota, dapat jalan-jalan di Mall, cukup bayar parkir 2ribu rupiah dan dapat berkeliling Mall sepuasnya, dengan catatan tidak belanja sama sekali. Apabila tinggal di desa Anda harus semakin bersyukur, karena tidak ada Mall, sehingga tidak perlu mengeluarkan 2ribu untuk parkir. Tapi, Anda juga tidak perlu khawatir, karena di desa ada sawah, gunung, lembah dan sungai yang mengalir indah sampai ke samudera.

     Berbicara tentang dolan keluar rumah dengan harga yang murah, Yogyakarta memiliki banyak destinasi wisata baru, bahkan lama yang cukup terjangkau untuk dikunjungi pada tanggal tua. Salah satunya yakni Grojogan Watu Purbo, di kali Krasak yang menjadi batas Sleman dan Magelang. Tepatnya di Bangunrejo, Merdikorejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta. Grojogan Watu Purbo termasuk destinasi wisata baru, tapi sebenarnya sudah lama ada. Seperti perasaanku ke kamu, yang baru tersampaikan, padahal sudah lama ada. 

     Grojogan Watu Purbo memang sudah dibangun sejak lama, hanya saja, baru kemudian dibersihkan dan dikelola oleh warga setempat dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Seperti sungai pada umumnya, air di Kali Krasak ini mengalir sampai jauh, yang membedakan adalah grojogan yang memiliki beberapa tingkatan. Tingkatannya tidak berdasarkan kasta, tetapi memang dari tinggi ke rendah sesuai aliran air. Apaan sih mbak. 

     Akses jalan menuju Grojogan Watu Purbo cukup mudah, selama masih ada kuota untuk akses google maps. Meskipun jalan masuk ke lokasi Watu Purbo sedikit tidak meyakinkan karena jalannya masih bebatuan. Kanan kirinya masih sawah, tempatnya masih asri dan kamu tetap memilih pergi. Mobil dan motor dapat dengan mudah melewatinya, hanya saja jalanan licin ketika musim hujan. walaupun hujannya sudah, tanahnya masih basah, dan tanahnya becek. Seperti hubungan kita, hubungannya usai, tapi kenangannya masih menjuntai, adanya hanya halu.

     Sesampainya di Grojogan Watu Purbo, Anda dapat menuruni tangga, melewati pepohonan yang asri. Anda juga dapat jebur ke sungai karena tidak begitu dalam, hanya saja bebatuan yang sedikit licin membuat Anda harus tetap berhati-hati. Ada tangga menuju setiap tingkatan grojogan, airnya dangkal sehingga Anda dapat 'keceh' di Kali Krasak ini. Pastikan cuaca cerah, jika hujan kenangan tiba, dikhawatirkan air akan besar, sehingga tidka dapat keceh. Datanglah pada pagi atau sore hari agar tidak terlalu panas. Keceh di siang hari dapat membuat Anda gagal glowing. 


     Bagi Anda yang tidak suka keceh, dapat menunggu di bantaran sungai, sembari menggelar tikar dan ghibah berjamaah. Ada beberapa pedagang yang juga dapat membantu Anda memberantas kelaparan dengan se cup p*p mie dan seplastik es teh. Tidak ada penyewaan tikar, sehingga Anda dapat 'ndlosor' atau nangkring di bebatuan apabila ingin duduk menikmati indahnya pemandangan kali dan manusia yang menggagalkan ke glowingan mereka sendiri. Jika Anda beruntung, pengelola akan memutarkan musik dangdut yang dapat Anda nikmati dan lantunkan bersama suara-suara sumbang pengunjung yang ikut bernyanyi. Ada warni-warni bunga kertas yang bagus untuk berfoto, namun jangan dipetik dan dibawa pulang, nanti sayang. 

     Belum ada biaya retribusi untuk masuk di Grojogan Watu Purbo. Hanya dikenakan biaya parkir sepeda Rp2000,-, motor Rp5000,- dan mobil Rp10.000,-. Bawalah salah satu saja, sepeda, atau motor, jangan membawa sepeda motor. Selain akan kerepotan membawanya, Anda juga harus membayar sepeda dan motor. 

     Ada beberapa kantong sampah yang disediakan pengelola. Tetap jaga kebersihan, jaga hati, jaga perasaan. Jangan sampai diambil orang. 

Newer Posts Older Posts Home

ABOUT AUTHOR

My photo
Anik Nur Azizah

Anik Nur Azizah
Ekamas 48
Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
View my complete profile

Follow us

Facebook  Twitter  Instagram 

POPULAR POSTS

  • Menikmati Sore di Kopi Kampung Ambarukmo (KoKamBar) : nonton kereta dan pesawat lewat
    Baca juga : Kopi Kali Petung Melepas penat setelah pulang kerja atau kuliah terkadang perlu dilakukan oleh sebagian orang. Banyak...
  • Tak Perlu Basa Basi untuk Nongkrong di Kafe Basabasi
    Terlalu banyak basa basi sampai dia jadi milik orang itu sudah biasa terjadi. Pergi ke Kafe Basabasi untuk menepi, menyepi, sendiri dan ...
  • Kopi Panggang yang tidak dipanggang, dilengkapi Tiwul khas Gunungkidul
    Nah loh, gimana coba kopi Panggang tapi tidak dipanggang. Ya walaupun pembuatan kopi memang disangrai juga. haha Panggang yang dimaks...
  • Pameran Literasi dan Budaya #idks 2015
    photo by Sri Rohyanti      Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kembali menggelar ...
  • Wajah Baru Kokambar
    Photo by Dimas Catur      Saking menariknya KoKamBar (Kopi Kampung Ambarukmo), admin mereview sampai ketiga kalinya. Ekhem, dapet payun...
  • Alasan Pohon Pulai Ditanam Di Gedung Perpustakaan
    Kenapa? karena semua butuh alasan, meskipun cinta tak butuh alasan. Bahkan menanam pohon saja juga ada alasan yang mendasarinya. Di Balai ...
  • Review Pengiriman Barang Via Wahana Prestasi Logistik
          Awalnya berkirim surat maupun barang bisa dilakukan melalui kantor pos. Namun kemudian, semua berubah ketika negara api menyerang. No...
  • Upacara Adat Cing-Cing Goling, Kisah Pelarian Kerabat Majapahit
    photo by: radarjogja "Cing-cing Goling", berasal dari menyingsingkan atau dalam bahasa Jawa "Cincing", dan "Go...
  • Islam Cinta di Kafe BasaBasi Sorowajan bersama Habib Husen Ja'far Hadar
    photo from twitter @arcotransept Malam Minggu admin kali ini 7/9/2019 sedikit berfaedah dengan nongkrong di Kafe Basabasi. Yang biasany...
  • Dramatisasi Sebuah Perpustakaan
    Sayang kalo enggak dipost. Niatnya ikut lomba tapi kalah, jadi konten blog aja kan lumayan. Tidak ada perjanjian bahwa karya milik panitia...

Categories

  • Bucin Time
  • Cerita
  • IDKS
  • Librarian Corner
  • Warung Kopi
  • Wisata

Blog Archive

  • ▼  2020 (7)
    • ►  October (2)
    • ►  August (1)
    • ►  April (1)
    • ▼  March (2)
      • Spesialis Quote Bucin
      • "Keceh" di Grojogan Watu Purbo
    • ►  February (1)
  • ►  2019 (22)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (4)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2015 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2014 (5)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2009 (1)
    • ►  March (1)

Total Pageviews

>

About Me


Anik Nur Azizah
Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia
ziezzhakky@gmail.com

Popular Posts

  • Menikmati Sore di Kopi Kampung Ambarukmo (KoKamBar) : nonton kereta dan pesawat lewat
    Baca juga : Kopi Kali Petung Melepas penat setelah pulang kerja atau kuliah terkadang perlu dilakukan oleh sebagian orang. Banyak...
  • Tak Perlu Basa Basi untuk Nongkrong di Kafe Basabasi
    Terlalu banyak basa basi sampai dia jadi milik orang itu sudah biasa terjadi. Pergi ke Kafe Basabasi untuk menepi, menyepi, sendiri dan ...
  • Kopi Panggang yang tidak dipanggang, dilengkapi Tiwul khas Gunungkidul
    Nah loh, gimana coba kopi Panggang tapi tidak dipanggang. Ya walaupun pembuatan kopi memang disangrai juga. haha Panggang yang dimaks...

Copyright © 2019 Pustakaku.

Created by Anik Nur Azizah

Theme By Anik Nur Azizah